GUNUNG Tambora dengan ketinggian hanya 2.851 mdpl (meter di atas permukaan laut) mampu memikat hati para pendaki dengan pesona alamnya yang sangat unik. Maklum, selain panorama kawahnya yang memikat, gunung ini adalah gunung tertinggi di Pulau Sumbawa.
Selama ini hanya ada satu jalur pendakian Tambora yang dikenal dan biasa digunakan oleh para pendaki, yaitu melalui Jalur Desa Pancasila, Kecamatan Calabai, Kabupaten Dompu. Biasanya para pendaki naik dan turun melalui jalur ini.
Sebenarnya ada satu jalur lagi yang patut dicoba, yaitu naik melalui jalur Desa Doro Peti, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, dan turun melalui jalur Desa Pancasila.
PENDAKIAN TAMBORA
Perjalanan ini akan kita mulai dari Mataram, jikalau Anda dari Surabaya atau Jakarta. Anda dapat menggunakan jalur darat maupun udara menuju Mataram.
Rute Mataram-Dompu :
Dapat Menggunakan bis malam AC yang berangkat dari Terminal Mandalika, di Bertais, Cakranegara setiap Jam 15.30. Terdapat beberapa perusahaan bis. Hati-hati dalam bernegosiasi dengan para calo bis di terminal ini. Sebaiknya anda langsung berhubungan dengan karyawan PO bus, daripada menghabiskan waktu bersitegang dengan para calo Terminal Mandalika Harga berkisar antara Rp.120.000-150.000 (Agustus 2009), jika anda penawar harga yang ulet, anda bisa mendapatkan harga Rp. 120.000.
Rute Dompu-Doropeti :
Bis dari Mataram akan masuk terminal Ginte, Dompu, sekitar pukul 04.00 Subuh, anda harus menunggu angkutan yang akan berangkat menuju Doropeti, dengan tujuan akhir sampai Calabai. Tarif Dompu-Doropeti sebesar Rp. 20.000 (Agustus 2009), sedangkan jika sampai Calabai tarifnya sekitar Rp.30.000. Angkutan ini biasanya sangat penuh, agar mendapat tempat duduk di dalam bis, anda sebaiknya sudah masuk kedalam bis sejak bis pertama kali datang sekitar pukul 7.30 pagi. Bus ini akan berangkat sekitar pukul 08.30-09.00 Pagi. Perjalanan akan berkisar 6-7 Jam. Turun di depan Puskesmas Pembantu Desa Doropeti
Rute DesaPancasila-Dompu:
Bis untuk jurusan ini hanya tersedia 2 kali sehari, pukul 07:00 pagi dan pukul 15:00, bus yang biasanya berangkat pagi akan sangat sarat penumpang, seringkali penumpang yang duduk diatas kap bus jauh lebih banyak daripada penumpang yang ada di dalam bus. Tarif Rp. 35.000 (Agustus 2009), Baik yang duduk diatas kap, maupun di dalam bus, tidak ada perbedaan tarif.
Jalur Pendakian
Pancasila adalah nama kampung di kaki barat laut Gunung Tambora yang merupakan salah satu titik awal pendakian Gunung Tambora. Dari desa ini pendaki akan melewati jalur truk yang membawa kayu gelondongan. Untuk tiba di Pintu Hutan dari Desa Pancasila membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Kemudian akan sampai pada sebuah jalan kecil yang landai yang akan membawa para pendaki masuk kedalam hutan. Setelah beberapa lama berjalan, pendaki akan sampai di shelter Hingga akhirnya setelah menempuh sekitar 1 jam perjalan, Anda akan tiba di Pos 1. Di tempat ini Anda bisa beristirahat sejenak. Sumber air berada kira-kira 10 meter di sisi kiri jalan setapak yaitu berupa aliran air dari pipa pralon yang ditampung didalam drum plastik yang juga menjadi sumber air penduduk desa di kaki Gunung Tambora.
Dalam perjalanan menuju pos selanjutnya, karakter medan pendakian tidak banyak berbeda dengan sebelumnya yaitu masih landai, sesekali menanjak dengan vegetasi semak belukar yang cukup lembab. Namun, pada saat melintasi jalan setapak ini Anda harus waspada, karena populasi pacet yang cukup banyak siap mengintai Anda. Kemudian Anda juga harus berhati-hati begitu melintasi hutan yang pohonnya cukup besar-besar karena di beberapa tempat jalan setapak tampak seperti bercabang. Dan setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari pos sebelumnya Anda akan menjumpai sebuah pondok sederhana yang terbuat dari kayu dan beratapkan seng. Itu artinya Anda telah tiba di Pos 2. Sebagaimana di Pos 1, disinipun terdapat sumber air yang cukup yaitu berupa aliran sungai kecil yang letaknya juga tidak jauh dari pos.
Untuk menuju pos selanjutnya, dari Pos 2 jalur pendakin turun menuju sungai kecil. Setelah menyeberanginya kemudian jalur menanjak cukup terjal dan kembali landai dengan vegetasi hutan yang cukup lembab. Jika beruntung, Anda juga dapat menjumpai ayam hutan di sepanjang jalur ini. Anda akan terus melalui jalan setapak yang cukup bervariasi, landai dan sesekali menanjak serta harus melintasi beberapa pohon yang tumbang. Sampai kira-kira satu setengah jam perjalanan Anda akan melalui areal yang banyak ditumbuhi tanaman ilalang dan itu artinya Pos 3 sudah tidak jauh lagi. Di tempat ini juga terdapat pondok sederhana semacam rumah panggung yang berdinding setengah dan beratapkan seng. Areal sekitarnya cukup datar dan luasnya kira-kira dapat menampung 15 tenda dengan kapasitas 3-4 orang. Disini juga terdapat sumber air bersih yang letaknya kira-kira 250 meter dari pos. Itulah sebabnya pos ini biasa dijadikan sebagai pos terakhir atau tempat bermalam sebelum melanjutkan pendakian menuju bibir kawah atau puncak Gunung Tambora dini hari keesokan harinya. Biasanya pendakian menuju puncak dilakukan mulai pukul 01.30 atau dini hari, sebagaimana halnya yang saya lakukan. Untuk menuju puncak biasanya para pendaki hanya membawa perbekalan yang ringan-ringan saja sedangkan yang lainnya ditinggalkan di pos tersebut.
Summit Attack
Perjalanan menuju Pos 4 selepas pos sebelumnya, Anda akan menemui salah satu keunikan dari Gunung Tambora yaitu vegetasi hutan jelatang atau daun pulus. Tanaman yang daun dan batangnya penuh ditumbuhi duri halus itu akan membuat kulit Anda terasa gatal dan panas jika tersentuh. Untuk menghindarinya gunakanlah pakaian yang menutupi tubuh Anda. Hutan jelatang tersebut banyak tumbuh sepanjang jalur pendakian antara Pos 3 dengan Pos 4 yang dapat ditempuh sekitar 30 menit. Arealnya cukup datar berada di antara hutan pinus. Dalam perjalanan menuju pos selanjutnya yang juga dapat ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit, hutan jelatang sudah mulai berkurang dan berganti dengan vegetasi ilalang serta pohon-pohon kecil. Di beberapa tempat arealnya lebih terbuka. Pada saat cuaca cerah di sebelah barat Anda dapat melihat pemandangan Gunung Rinjani, Pulau Moyo dan Pulau Satonda. Areal di Pos 5 cukup terlindung dari angin karena pohon-pohon yang mengelilingina. Disini juga terdapat pondok sederhana.
Kemudian pendakian menuju bibir kawah atau puncak kembali dilanjutkan. Semakin mendekati zona puncak perlahan-lahan vegetasi berubah dari pepohonan menjadi jenis tanaman semak dan perdu. Jalur pendakian yang menanjak melingkar berkelok-kelok mengikuti alur punggungan beberapa bukit yang terasa lebih panjang. Namun, pemandangan yang indah dan menakjubkan sudah bisa Anda lihat di sepanjang jalur ini. Tampak dikejauhan puncak Gunung Tambora yang berwarna kecoklatan dan tandus. Sedangkan di sebelah Barat tampak lautan dengan pulau-pulau yang berada disekitar Pulau Sumbawa. Menjelang pagi terdengar kokok suara ayam hutan bersahut-sahutan. Semakin mendekati bibir kawah jalan setapak yang dilalui berpasir dan berbatu-batu. Setelah melintasi sekumpulan pohon cemara terakhir, Anda akan tiba di medan yang berpasir dan artinya kawasan bibir kawah sudah semakin dekat. Hingga akhirnya Anda akan melihat sebuah pemandangan yang fenomenal dan spektakuler. Sebuah kawah raksasa terbentang luas di hadapan Anda.
Pada sebagian dasar kawah tersebut terlihat rerumputan yang tumbuh. Sebuah gunung api kecil yang berada di tengah-tengah kawah semakin menambah eksotis dan spektakulernya Kawah Tambora. Dalam bahasa Bima gunung api tersebut disebut Doro Afi Toi yang artinya gunung api kecil. Pemandangan dinding-dinding kawah yang menjulang tinggi tersebut juga sungguh memukau. Lapisan-lapisan dindingnya menunjukkan betapa dahsyatnya letusan saat itu.
Waktu yang tepat untuk Pendakian:
Sebaiknya pendakian Tambora dilakukan antara bulan Juli-September, diawal musim kemarau. Pada musim hujan, cuaca disekitar kaldera dan puncak tambora sangat sulit diprediksi. Cuaca yang ekstrim bisa menunda dan membahayakan pendakian
Dasyatnya Tambora
Gunung Tambora termasuk tipe gunung strato vulkanik, gunung tersebut diperkirakan mencapai lebih dari 4.000 mdpl terkenal dengan peristiwa pada tanggal 5 April 1815 letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah. Ledakan dahsyat tersebut menyebabkan Gunung Tambora dengan ketinggaian di atas 4.000 mdpl menjadi 2.851 mdpl.
Gunung Tambora termasuk tipe gunung strato vulkanik, gunung tersebut diperkirakan mencapai lebih dari 4.000 mdpl terkenal dengan peristiwa pada tanggal 5 April 1815 letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah. Ledakan dahsyat tersebut menyebabkan Gunung Tambora dengan ketinggaian di atas 4.000 mdpl menjadi 2.851 mdpl.
Debu halus yang disemburkan dari letusan Gunung Tambora menutupi langit di atas wilayah yang luas sekali dengan radius 200 mil yang mengakibatkan daerah tersebut menjadi hujan abu di kawasan seluas 900 mil. Pada tanggal 10 dan 11 April 1815 dentuman letusan Gunung Tambora terdengar sampai ke Pulau Bangka (1.500 kilometer) dan Bengkulu (1.775 kilometer) dan gempa bumi yang terjadi bersamaan dengan letusan gunung ini terdengar sampai Surabaya (600 kilometer) dan mengakibatkan 92.000 orang meninggal dunia
naik truk dari doropeti berapa?
BalasHapusnaik truk dari doropeti berapa?
BalasHapus