KESEHATAN PERJALANAN & P3K PRAKTIS

Rabu, 30 Desember 2009
KESEHATAN PERJALANAN
Definisi yang tepat tentang kesehatan perjalanan belumlah ada, tetapi secara umum dapat diartikan sebagai hal-hal yang mencakup keadaan kesehatan pada suatu perjalanan. Adapun tujuan kesehatan perjalanan antara lain adalah untuk mencapai keadaan sesehat-sehatnya selama dan sesudah melakukan perjalanan.
Dengan melihat arti secara umum dan tujuannya, maka hal-hal yang dibicarakan menyangkut tentang persiapan perjalanan secara umum, antara lain :
  • Persiapan fisik
  • Persiapan mental
  • Pengetahuan praktis tentang kesehatan
  • Pembekalan/gizi
Agar tidak terjadi tumpang tindih dengan materi P3K, maka hal-hal tentang kasus-kasus dari kesehatan perjalanan tidak akan dibicarakan.

Keberhasilan suatu perjalanan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Fisik
Fisik yang baik tidak dapat dicapai dalam waktu singkat, tetapi hanya dengan latihan yang teratur dan kontinyu. Dalam kegiatan semacam pendakian gunung, menempuh rimba, penyusuran pantai, diperlukan suatu kemampuan fisik yang bisa bertahan dalam waktu lama. Untuk ini kemampuan sistem jantung, paru-paru dalam tubuh haruslah terlatih.
Salah satu cara yang paling mudah untuk mengukur kemampuan fisik adalah dengan melakukan aerobik. Selain itu diimbangi juga dengan latihan-latihan lain yang sesuai dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan.
Sebagai contoh yang mudah kita lakukan ialah dengan melakukan pemeriksaan denyut jantung nadi tubuh kita sendiri, yaitu dengan melakukan metode sebagai berikut :
  • denyut nadi maksimal setelah latihan = DNM ; yaitu jumlah denyut nadi dalam satu menit yang segera dihitung setelah latihan selesai.
  • Bobot latihan yang baik : berlari sejauh 2,4 km dalam waktu 12 menit.
  • Jumlah DNM tidak boleh lebih dari 200 dikurangi usia.
Contohnya : Umur 20 tahun,
Maka DNM = 200 – 20 = 180 kali per menit.
Dengan makin seringnya latihan maka denyut nadi akan makin menurun mendekati denyut nadi sewaktu kita beristirahat.
Denyut nadi orang normal adalah 80 – 120 kali per menit.

2. Mental
Faktor mental kadang-kadang sering diabaikan, padahal tanpa keseimbangan dari fisik dan mental maka tujuan suatu perjalanan tidak akan memuaskan. Faktor mental memang sulit untuk diketahui, tetapi dengan pemberian motivasi yang baik maka kita biasanya dapat meningkatkan mental. Kegiatan yang memakan tenaga fisik yang berlebihan sebaiknya dihindarkan, terutama bagi orang-orang yang kita ketahui pernah berpenyakit yang berhubungan dengan fungsi susunan syaraf pusat seperti : epilepsi/ayan, gangguan kejiwaan, cedera kepala yang berat.

3. Daya Tahan Tubuh
Daya tahan tubuh sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain :
a. Kebutuhan Oksigen
  • Oksigen sangat penting bagi proses penyediaan energi dalam tubuh selama melakukan perjalanan. Seringkali kita harus melakukan suatu proses aklimatisasi guna menyesuaikan kemampuan tubuh dengan kadar oksigen setempat.
b. Kebutuhan Cairan
Dalam keadaan normal manusia tidak dapat hidup tanpa air. Beberapa penulis mengatakan manusia dapat hidup tanpa air kurang lebih selama 3 hari, tetapi ada pula yang mengatakan dalam suhu 20' - 30' C orang dapat bertahan hidup tanpa air sampai selama 8 hari.
Sebagai gambaran kebutuhan air dalam tubuh kita adalah :
  • Suhu 10 C diperlukan air 1 liter per 24 jam.
  • Suhu 20 C diperlukan air 4 liter per 24 jam.
  • Suhu 30 C diperlukan air 5 liter per 24 jam.
  • Suhu 40 C diperlukan air 6 liter per 24 jam.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatnya suhu, manusia akan semakin membutuhkan air akibat meningkatnya metabolisme di dalam tubuh. Sehingga dapat dikatakan bahwa air adalah mutlak ada dalam kehidupan manusia.

c. Kebutuhan Garam / Elektrolit
  • Salah satu elektrolit terpenting dalam tubuh adalah NaCl atau garam dapur. Kebutuhan garam bagi setiap orang di daerah sub-tropis adalah 10 gram/24 jam. Bagi daerah tropis adalah 15-25 gram/24 jam tergantung dari aktifitasnya.
  • Untuk menjaga kadar garam tubuh maka garam dapat dimasukkan dalam makanan, air minum (tidak dianjurkan karena menimbulkan rasa haus), dan ada dalam bentuk tablet garam. Dalam keadaan tertentu dapat digunakan garam oralit. Tetapi tidak dianjurkan karena garam dalam oralit tidak mencukupi.
d. Suhu Lingkungan
  • Suhu lingkungan sangat mempengaruhi daya tahan tubuh, karena itu perlu persiapan yang sesuai untuk menghadapi daerah dengan suhu tertentu. Seringkali suhu dingin menyebabkan kematian dan suhu panas dapat mengakibatkan kejang panas dan kadang-kadang juga kematian.
  • Tubuh manusia akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan suhu panas dari pada suhu dingin. Proses aklimatisasi dalam suhu panas biasanya berlangsung lebih cepat dan dapat diatasi dengan memakai pakaian tipis, menyerap keringat, berwarna cerah, memakai pelindung panas matahari, minum banyak, menjaga supaya kebutuhan air dan garam tetap seimbang dalam tubuh. Terhadap suhu dingin tubuh lebih sukar untuk menyesuaikan diri, karena suhu lingkungan yang rendah mengakibatkan kalori yang dibutuhkan lebih besar agar suhu tubuh tetap normal.
  • Pakaian sangat menetukan. Selain pakaian, maka makanan sangat berpengaruh dalam keadaan suhu lingkungan yang rendah.
e. Makanan
Untuk kehidupan sehari-hari tanpa aktivitas yang berat, maka jumlah kalori yang diperlukan setiap orang adalah 2000 – 2500 kalori per hari. Tetapi dalam aktivitas berat maka kebutuhan akan meningkat menjadi 2500 – 3500 kalori.
Sumber makanan adalah zat hidrat arang, lemak dan protein. Makanan yang baik adalah apabila terdiri dari :
- 75% berasal dari hidrat arang
- 25% berasal dari protein dan lemak
kelebihan dari hidrat arang adalah zat ini lebih mudah dicerna dari pada protein dan lemak.
Jadi jenis makanan yang akan dimakan dalam perjalanan haruslah sesuai dengan jumlah kalori yang dibutuhkan. Untuk jelasnya lihat lampiran tentang jenis makanan dan contoh macam makanan.

PENCAPAIAN KONDISI PRIMA
Faktor Fisik, Mental dan Daya Tahan Tubuh merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk mencapai keadaan yang prima diperlukan kemampuan terhadap hal-hal sebagai berikut :
  1. Pengetahuan Tentang Kesehatan Perjalanan: Di sini kita harus mengenal jenis risiko apa saja yang akan dihadapi/mungkin dihadapi pada perjalanan. Jenis penyakit atau kecelakaan setidaknya sudah dapat diperkirakan sebelum melakukan perjalanan, sehingga dalam persiapan kita telah menyediakan dan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan penyakit itu. Sebagai gambaran, lihat lampiran tentang kasus-kasus yang mungkin dihadapi.
  2. Perlengkapan Perjalanan; Tentang perlengkapan perjalanan selain makanan, telah dibicarakan, sedangkan tentang makanan yang perlu dibawa, di sini hanya dicoba memberi gambaran tentang makanan yang mudah kita dapatkan sehari-hari.
  3. Perlengkapan P3K; Dengan membawa perlengkapan P3K yang telah dipersiapkan terhadap segala kemungkinan, maka diharapkan kita dapat mengatasi kesulitan selama perjalanan dan bila timbul kecelakaan kita dapat membawa korban ke tempat pertolongan sesuai dengan kemampuan maksimal yang dapat dilakukan. (Pada Lampiran dapat dilihat contoh perlengkapan P3K).
Untuk membahas Keselamatan Perjalanan ini memang diperlukan waktu yang cukup lama mengingat kemampuan umumnya kalangan non medis yang masih kurang. Padahal PPPK, penanggulangan gawat darurat dan Kesehatan Perjalanan haruslah dikuasai oleh pihak-pihak yang berkecimpung dalam SAR, pecinta alam, pendaki gunung, pramuka, polisi dan lain-lain. Anggapan bahwa tindakan P3K adalah monopoli kalangan medis haruslah dihilangkan. Latihan-latihan mengenai hal-hal tersebut perlu ditingkatkan lagi mengingat tujuan utama dari semua perjalanan yaitu : SELAMAT SAMPAI KEMBALI KE RUMAH MASING-MASING

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
Dalam kegiatan di alam terbuka, kita mempunyai risiko untuk mengalami kecelakaan ringan ataupun berat. Oleh karena itu, seseorang yang sering bergaul dengan alam terbuka wajib memiliki pengetahuan tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). pengetahuan ini akan terasa sekali manfaatnya di saat kita dihadapkan pada suatu keadaan sulit. Mungkin rekan kita mengalami kecelakaan di tempat yang jauh dan terpencil dan kita harus secepatnya melakukan pertolongan untuk menyelamatkan jiwanya. Siapkah Anda untuk menghadapi keadaan seperti itu ?
Pertolongan yang dilakukan biasa disebut pertolongan gawat darurat. Pertolongan maksud utamanya bukanlah untuk memberikan pengobatan, tetapi suatu usaha berupa tindakan pertama untuk mencegah/melindungi korban dari akibat-akibat lanjut yang lebih parah, misalnya kerusakan fungsi tubuh akibat kecelakaan tersebut. Secara tegas dimaksudkan untuk mencegah terjadinya cacat bila korban dapat diselamatkan.
Penyebab utama kematian seseorang penderita gawat darurat adalah :

Mengatasi Henti Nafas dan Henti Jantung
Bila kita mendapatkan seseorang tergeletak dan tidak sadar, maka harus segera diperiksa pernapasannya dan denyut jantungnya. Untuk memeriksa pernapasannya, dekatkan punggung tangan atau pipi kita ke hidung orang tersebut. Rasakan adakah aliran udara dari hidungnya. Denyut jantungnya diperiksa dengan cara memegang/memeriksa denyut pembuluh nadi di daerah samping leher. Bila orang tersebut dalam keadaan henti napas dan henti jantung, maka kita harus segera melakukan pertolongan.

Orang tidak bernapas karena :
  • Jalan napasnya tersumbat (misal karena muntah, pendarahan).
  • Jalan napasnya membengkak (misal karena keracunan gas).
  • Kelumpuhan alat pernapasan (misal karena aliran listrik, keracunan)
Cara-cara mengatasinya adalah :
  1. bersihkan jalan napas (bebaskan dari sumbatan). Baringkan penderita pada posisi terlentang, kepala dimiringkan, buka mulutnya. Dengan menggunakan dua jari kita keluarkan sumbatan yang ada dalam rongga mulutnya
  2. Buka jalan napas selebar-lebarnya dengan cara dahi didorong ke belakang dan periksa bahwa lidahnya tidak boleh jatuh ke belakang, posisi leher menjadi lurus. Dapat pula kita beri bantalan di bawah bahu. Jangan memberi bantal di bawah kepalanya karena leher akan tertekuk
  3. Berikan pernapasan buatan dari mulut ke mulut dengan mulut kita sebagai penolong. Buka mulut kita lebar dan tempelkan untuk menutupi seluruh mulut penderita. Hidung penderita dipijit rapat, kemudian hembuskan napas ke dalam saluran napas penderita. Lihat apakah dada korban mengembang atau tidak (Gambar 3). Ulangi lagi hembusan. Untuk penderita dewasa bisa dicoba 3 – 5 kali sampai 12 kali. Untuk anak-anak sampai 20 kali. Untuk anak kecil, mulut kita menutup hidung dan mulutnya sekaligus. Hembusan jangan terlalu kuat.
Bila penderita mengalami henti jantung (tidak terbaca denyut nadinya), maka periksa reflek pupil matanya. Bila pupil mata tidak bereaksi terhadap sinar (Gambar 4a), berarti penderita sudah meninggal (otaknya sudah tidak berfungsi). Bila pupil mata bereaksi (mengecil) jika terkena sinar (Gambar 4b), maka kita harus melakukan pijat jantung luar. Karena henti jantung umumnya bersamaan dengan henti napas, maka tindakan kita adalah memberikan pernapasan buatan dan melakukan pijat jantung luar.

Untuk melakukan pijat jantung adalah sebagai berikut :
  1. Carilah ujung dada iga bagian depan atau di ukur dua jari ke atas dari ujung dada, di sinilah kita melakukan pijat jantung
  2. Letakkan pangkal telapak tangan pada daerah tersebut dan satu telapak tangan menumpang pada tangan pertama, siku harus berada dalam posisi lurus. Tekan kemudian kendurkan secara berulang-ulang.
  3. Bila kita hanya seorang diri yang harus melakukan pernapasan buatan dan sekaligus pijat jantung, maka tiupkan napas dahulu dua kali, kemudian pijat jantungnya 15 kali. Ulangi cara tersebut sampai penderita bisa bernapas sendiri. Setelah 15-20 menit tidak berhasil kemungkinan penderita tidak dapat tertolong lagi. Bila dua orang, maka setiap satu kali hembusan napas lakukan 5 kali pijat jantung. ini dilakukan bergantian bersama teman kita.
Sementara pertolongan atau setelah pertolongan, kita dapat memberi tahu dokter dan mengirim ke rumah sakit. Tetapi yang penting adalah harus memberikan pertolongan pertama kali.

Mengatasi Pendarahan dan Patah Tulang
Bila penderita terluka dan terjadi pendarahan berwarna merah segar, sifatnya menyembur dan seolah-olah berdenyut seirama dengan denyut jantung, maka kita harus segera bertindak. Ini berarti terjadi pendarahan pada pembuluh nadi dan akan berbahaya jika dibiarkan. Tindakan yang harus dilakukan :
  1. Ambil kasa steril atau kain bersih, lipat menjadi tebal, kemudian tutup daerah luka dengan menekan. Tekanan harus dipertahankan sampai pendarahan berhenti, atau sampai adanya pertolongan selanjutnya oleh dokter/perawat. Kalau kasa sudah terlalu basah oleh darah, segera ganti dengan yang baru. Bagian badan yang mengalami pendarahan diangkat tinggi, lebih tinggi dari bagian dada.
  2. Penghentian pendarahan pembuluh nadi yang besar dapat pula dibantu dengan melakukan penekanan pada tempat-tempat tertentu. Untuk pendarahan di daerah kepala, coba tekan pembuluh darah di bagian depan telinga agak ke atas sedikit (Gambar 8). Untuk pendarahan muka, tekan daerah depan bawah telinga dekat ujung belakang dagu (Gambar 9). Untuk pendarahan muka dan kepala, tekan pembuluh darah di leher bagian samping (Gambar 10). Untuk pendarahan di lengan bawah, tekan di lengan atas bagian dalam, di atas siku. Untuk pendarahan di tungkai bawah, lakukan penekanan di lipatan paha bagian tengah (Gambar 12).
  3. Penderita segera dibawa ke rumah sakit atau dokter terdekat.
Bila luka disertai patah tulang, maka bagian yang patah tidak boleh dibiarkan. Harus dipertahankan agar tidak bertambah patah. Caranya, jangan mengangkat penderita dengan kasar. Kalau ada luka dibalut atau kalau terjadi pendarahan hebat, hentikan dahulu. Kemudian buat bidai dengan kayu/kartun yang dibungkus dengan kain atau kasa. Panjang bidai harus melewati dua sendi diantara tulang yang patah. Lakukan pengikatan bidai dengan kain segi tiga atau kain kasa. Bila terjadi patah tulang bagian bawah dapat pula dibuat gendongan dengan kain segi tiga. Yang paling sulit adalah kalau terjadi patah tulang leher atau tulang belakang. Harus hati-hati waktu akan mengangkat penderita. Penderita harus diletakkan di atas papan yang datar, kemudian baru dipindahkan atau di bawa ke rumah sakit.

Untuk penderita dengan patah tulang dan atau pendarahan yang hebat, tetap harus selalu diawasi, jangan sampai terjadi gangguan henti nafas dan atau henti jantung.

GANGGUAN UMUM
Yang dimaksud dengan gangguan umum adalah terpengaruhnya keadaan fungsi seluruh tubuh akibat suatu kecelakaan. Macam gangguan umum :
1. Lena

a. Gejala Subyektif :


  • Pusing,
  • telinga berdenging,
  • mual,
  • mata berkungang-kunang
  • merasa lemas.
b. Gejala Obyektif :

  • keluar keringat dingin,
  • pucat,
  • denyut nadi lemah
c. Sebab-sebabnya karena peredaran darah ke otak berkurang, misalnya karena,

  • emosi yang hebat rasa nyeri yang hebat,
  • berada dalam ruangan yang penuh orang,
  • tanpa udara segar,
  • keadaan lemah setelah sakit,
  • terlampau banyak mengeluarkan tenaga,
  • keringat dan letih apalagi bila perut kosong
d. Pertolongan :
  • Tidurkan terlentang dengan kepala agak rendah.
  • Longgarkan pakaian yang menyesakkan pernapasan.
  • Usahakan agar penderita dapat menghirup udara segar.
  • Beri selimut agar badannya hangat kembali.
  • Apabila penderita sudah lebih sadar dan dapat minum, maka kopi hangat atau sedikit anggur akan banyak menolong.
2. Gugat
Adalah suatu keadaan yang timbul karena jumlah darah yang beredar dalam pembuluh-pembuluh darah sangat kurang.
a. Gejalanya : Gugat sebenarnya kelanjutan dari lena, maka pada permulaannya :
  • merasa mual, lemas dan mata berkunang-kunang
  • pucat dan dingin
  • keringat dingin tampak pada kening
  • denyut nadi cepat dan lemah (lebih dari 100 permenit)
  • pernapasan cepat tapi dangkal
  • keadaan lanjut, penderita menjadi pingsan.
b. Sebab-sebabnya :
  • pendarahan, ke luar maupun ke dalam
  • luka bakar yang luas menyebabkan cairan darah merembes keluar dari pembuluh-pembuluh darah
c. Pertolongan
  • Penderita dibaringkan di tempat yang segar udaranya dengan kepala pada posisi yang lebih rendah dari kakinya, kecuali jika terdapat luka di daerah kepala.
  • Tenangkan si penderita.
  • hentikan pendarahan yang ada dan balutlah bila ada luka.
  • pakaian yang terlalu ketat dilonggarkan.
  • diselimuti agar jangan kedinginan, tetapi jangan juga sampai berkeringat kepanasan.
  • secepatnya dibawa ke rumah sakit atau penolong yang lebih berwenang.
3. Pingsan
pada pingsan, fungsi otak terganggu sedemikian sehingga penderita tidak sadarkan diri.
a. Gejalanya :
  • tidak menyahut apabila dipanggil/ditanyai dan tidak memberi reaksi atas suatu rangsangan (dicubit, ditusuk)
  • biasanya penderita terbaring tak bergerak, tetapi terkadang sangat gelisah
  • pernapasan ada, denyut nadi dapat diraba
b. sebab-sebabnya :
  • kekurangan zat asam dalam darah (misalnya jika tenggelam)
  • kerusakan pada otak karena pukulan, pendarahan otak, geger otak dan lain-lain
  • keracunan makanan, minuman
  • terlampau kepanasan atau kedinginan
  • terkena aliran listrik
  • penyakit-penyakit ginjal, kencing manis, epilepsi
c. pertolongannya :
  • baringkan di tempat yang teduh dan segar
  • jika mukanya merah, kepala ditinggikan. Tetapi bila mukanya pucat, biarkan berbaring tanpa bantal
  • kepala dimiringkan supaya bila penderita muntah, muntahannya dapat keluar dan tidak mengganggu pernapasan
  • isi mulut (makanan, gigi palsu) harus dikeluarkan.
  • pakaian dilonggarkan.
  • diselimuti agar tidak kedinginan.
  • jangan berikan makanan dan minuman kepada penderita.
  • secepatnya dibawa ke rumah sakit atau kepada penolong yang lebih berwenang.
4. Mati Suri
Mati suri adalah keadaan dari pingsan (keadaan gawat antara pingsan dan mati). Pernapasan tidak tampak, denyut nadi/jantung tidak terasa, biji mata melebar dan tidak bereaksi terhadap penyinaran, muka pucat agak kebiru-biruan.
a. Sebab-sebabnya :

  • Tidak dapat bernapas (paru-paru kekurangan zat asam), karena tenggelam, tertimbun tanah, tercekik dan sebagianya.
  • Terhirup gas beracun
  • Terkena aliran listrik, disambar petir
b. Pertolongannya :
  • Baringkan telentang, longgarkan pakaian-pakaian yang mengikat/menghambat pernapasan.
  • Hilangkan segala barang yang dapat menyumbat pernapasan.
  • Lakukan pernapasan buatan dan kalau perlu pijat jantung.
  • Mintakan seseorang untuk menghubungi dokter terdekat.
5. Penyakit Pegunungan
Makin tinggi suatu tempat, makin berkurang kadar O2, dan hal ini akan berpengaruh terhadap tubuh seseorang (terasa pada ketinggian di atas 2000 meter dari permukaan laut).

Penyakit Pegunungan Yang Akut
a. Gejala-gejalanya :

  • penderita merasa pusing, letih, mengantuk, perut mual, dan sesak napas
  • yang kemudian berlanjut menjadi tubuh panas, gelisah, telinga berdenging, sukar konsentrasi, dan sukar tidur.
b. Pertolongan :

  • istirahat yang cukup (gejala akan hilang sesudah 24 – 48 jam).
  • Bila tidak ada perubahan bawa ke tempat yang lebih rendah.
c. Pencegahan:

  • sebelum mendaki, beristirahat yang cukup.
  • Makan jangan terlampau kenyang,
  • kurangi merokok dan minum alkohol.
Penyakit Pegunungan Akut Yang Disertai Kelainan Paru-paru
Terasa pada ketinggian di atas 3000 meter, dan
a. gejalanya-gejalanya: muncul 6 – 36 jam setelah tiba di tempat, berupa :

  • batuk kering, sesak napas, bahkan mungkin batuk darah.
  • denyut nadi cepat.
  • Muka pucat dan membiru
  • Selanjutnya pingsan
b. Pertolongan:

  • baringkan penderita dengan kepala lebih rendah dari anggota tubuh yang lain.
  • Berikan pernapasan buatan jika perlu.
  • Bawa ke tempat yang lebih rendah,
  • dan bila tidak ada kemajuan bawa ke rumah sakit.
6. Gangguan Setempat
Yang dimaksud dengan gangguan setempat adalah suatu kecelakaan yang terasa sakit pada hanya sekitar anggota tubuh yang terkena. Macam gangguan setempat :

1. L u k a
Maksudnya adalah jaringan kulit yang robek, terputus, atau rusak karena sesuatu misalnya tergores, tertusuk, terbacok, tertembak dan sebagianya.

Dasar Pertolongan :
  • menghentikan pendarahan.
  • Mencegah infeksi
  • Mencegah kerusakan lebih lanjut.
  • Menggunakan cara-cara yang mempermudah dan mempercepat penyembuhan.
2. Luka Bakar
Yang dimaksud luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan panas karena terjadi sentuhan yang intensif antara tubuh dengan benda panas yang melebihi 600C.
Macam luka bakar :
  • Luka bakar tingkat I, pembakaran terjadi pada lapisan atas kulit ari, warna kemerah-merahan.
  • Luka bakar tingkat II, pembakaran terjadi pada kulit ari, terdapat gelembung-gelembung berisi cairan.
  • Luka bakar tingkat III, pembakaran terjadi sampai kulit jangat, warna hitam menghapus.
  • Luka bakar tingkat IV, pembakaran sudah sampai pada jaringan ikat atau lebih. Kulit ari dan kulit jangat sudah terbakar.
Dasar Pertolongan :
  • Jauhkan sumber panas dari tubuh.
  • Oleskan obat sebangsa lemak, boozalf steril, levertranzalf.
  • Dibalut, longgar-longgar.
  • Berikan minum banyak-banyak.
  • Jaga jangan sampai kedinginan.
  • Segera dibawa ke rumah sakit.
3. Patah Tulang
Macam patah tulang :
  • Patah Tulang Terbuka : tulang yang patah menonjol keluar (ada luka di luar). Tulang tersebut berhubungan langsung dengan udara luar.
  • Patah Tulang Tertutup : tulang yang patah tidak berhubungan langsung dengan udara.
Tanda-tanda patah tulang :
  • Bagian yang patah tidak bisa digerakkan.
  • Rasa sakit akan bertambah bila tersentuh atau bagian tersebut digerakkan.
  • Bentuk bagian tersebut berlainan dengan bentuk biasanya.
  • Sekitar luka bengkak dan kebiru-biruan.
  • Pada patah tulang terbuka akan terlihat jelas tulang yang patah tersebut.
Pertolongan :
  • Pada patah tulang tertutup, pakaian yang menutup tak perlu dibuka. Pada patah tulang terbuka, pakaian yang menutup harus dibuka agar bisa merawat luka (membalut dan mengobatinya).
  • Lakukan perawatan (penasatan) apabila terjadi pendarahan.
  • Luka ditutup dengan kasa steril dan dibalut.
  • Lakukan pembidaian yang memenuhi syarat.
  • Bagian yang patah ditinggikan.
  • Segera dibawa ke rumah sakit.
Syarat-syarat pembidaian :
  • panjang bidai harus memenuhi syarat.
  • Bidai harus pipih, empuk dan lembut.
  • Ikatan harus cukup jumlahnya, dan tidak terlalu ketat atau longgar.
  • Ikatan dilakukan di atas dan di bawah tempat yang patah dan harus melewati sendi-sendi yang mengapitnya.
  • Kalau mungkin dilakukan lebih dari satu orang.
4. Luka Gigitan
  1. Tanda-tanda gigitan ular jenis Colubridae (ular belang, ular sendok, dan lain-lain) : karena yang dipengaruhi adalah susunan syaraf, maka tidak begitu jelas tanda-tandanya. Biasanya disertai dengan sesak napas, dan bahkan luka gigitan tidak begitu sakit, tetapi sangat cepat membunuh.
  2. Tanda-tanda gigitan ular jenis Viperidae (ular puspa, ular tanah, dan sebagianya) : karena yang dipengaruhi adalah sistem peredaran darah, akan timbul bercak-bercak darah di seluruh tubuh, dapat pula disertai batuk darah, kencing darah, dan sebagianya. Luka gigitan terasa nyeri dan membengkak.
Pertolongan :
  • Lakukan penasatan antara luka dan jantung. kurangi aktifitas/gerakan korban untuk mencegah penyebaran bisa.
  • Perbesar bekas luka gigitan (iris) dengan pisau silet yang steril (sudah dipanaskan) supaya darah mudah keluar, tetapi hati-hati terhadap pembuluh darah yang lebih besar.
  • Isaplah luka untuk mengeluarkan bisa dari darah (mulut penolong tidak boleh ada luka).
  • Tutup luka dengan kasa steril, dan kemudian dibalut.
  • Segera dibawa ke rumah sakit.
Pertolongan pada luka gigitan serangga (kalajengking, kelabang, laba-laba, dan lainnya) :
  • Pada luka diolesi dengan amonia atau kapur sirih.
  • Pada sengatan kalajengking, harus dikompres dengan es atau larutan soda kue.
  • Untuk mengurangi rasa sakit, dapat dioles dengan obat gosok (balsem, atau obat gosok lainnya).
  • Bila disertai dengan shock atau pingsan, rawatlah dengan semestinya.
  • Segera dibawa ke rumah sakit atau penolong lain yang lebih berwenang.
5. Keracunan
  • Keracunan Obat; Pada keracunan alkohol atau kebanyakan pil tidur, tindakan pertolongannya adalah usahakan agar si penderita muntah, lalu beri air kopi pekat atau dimasukkan melalui duburnya
  • Keracunan Melalui Pernapasan; Tindakan utama pada pertolongan keracunan gas adalah menyingkirkan penderita dari tempat keracunan ke tempat yang berudara segar. Kemudian berikan pernapasan buatan.
  • Keracunan Makanan; Keracunan makanan umumnya dapat diketahui dari riwayat sebelumnya bahwa penderita telah memakan sesuatu yang dicurigai beracun, misalnya jamur, singkong, makanan kaleng, dan sebagianya.
Pertolongan :

  • Tindakan utama dalam keracunan makanan adalah mengusahakan agar si penderita muntah, yaitu dengan menekan langit-langit tenggorokan dengan jari melalui mulut.
  • Setelah muntah, beri tablet norit atau arang yang telah ditumbuk halus.
  • Bila perlu berikan pernapasan buatan.
Khusus untuk keracunan makanan kaleng, biasanya berakibat fatal. Karena itu, yang terpenting adalah menghindarkan bahaya keracunan dengan selalu memanaskan terlebih dahulu makanan kaleng, karena racun botulinum dapat terurai dengan pemanasan. Selain itu, pastikan bahwa makanan kaleng tersebut masih baru.

6. Cara Merawat Luka
Tujua utama merawat luka adalah meghindarkan dari bahaya infeksi. Cara melakukannya :
  • Bersihkan luka dari kotoran dengan air bersih atau boorwater, dan sebagianya.
  • Beri merkurokrom 2 % atau yodium tinctur 3 – 5 %
  • Bubuhi dengan sulfa steril.
  • Tutuplah luka dengan kasa steril atau kain bersih.
  • Balut luka, jagan melekatkan kapas langsung bersentuhan dengan luka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar