PENGANTAR ILMU SURVIVAL

Rabu, 30 Desember 2009
Pendahuluan
Orang–orang yang senang bertualang, baik digunung, di hutan, atau ditempat-tempat lain, harus selalu sadar akan resiko yang ada pada kegiatan tersebut. Pengetahuan dan pemahaman akan resiko yang mungkin didapat merupakan suatu faktor yang esensial dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan di alam terbuka. Resiko apa saja yang mungkin muncul, berkaitan erat dengan bahaya-bahaya yang terkandung dalam pelaksanaan kegiatan.
Secara umum, sumber bahaya dapat berasal dari diri kita sendiri (subjective danger) dan yang berasal dari lingkungan (objective danger). subjective danger misalnya keteledoran, persiapan yang asal-asalan, pengetahuan yang minimal, dan lain-lain. Karena sifatnya yang demikian, maka subjective danger ini masih berada dibawah penguasan atau masih dapat dikontrol objective danger merupakan bahaya yang mengancam dari luar diri kita, yang timbul dari lingkungan, misalnya gempa bumi, banjir, binatang buas, dll.
Bahaya diatas merupakan pengertian yang relatif sifatnya. Ada yang merupakan bahaya bagi orang tertentu tetapi sebaliknya menjadi hal yang menyenangkan bagi orang lain. Kongkritnya, bagi pencinta alam yangmenguasai dengan baik teknik-teknik dasar hidup dialam bebas, mendaki gunung berapi, menjelajahi hutan rimba, bermain diarus deras, merupakan hal yang menyenangkan. Tidak demikian bagi orang awam, mungkin kegiatan-kegiatan diatas akan dapat mencelakakan mereka.
Perlu diingat, bagaimanapun siapnya kita menghadapi berbagai resiko, suatu waktu mungkin kita terpaksa menghadapi situasi kritis yang tidak diinginkan. Situasi seperti ini merupakan hal yang tidak terduga. Dalam perjalanan mendaki gunung misalnya, kita dapat tersesat beberapa hari sementara bekal makanan sudah semakin menipis. Atau dalam suatu pelayaran, kapal kita tenggelam dan kita terapung-apung ditengah-tengah lautan. Kondisi-kondisi kritis/marjinal seperti ini dapat kita golongkan sebagai kondisi survival.

Hal-hal Yang Dihadapi
Pentingnya mempertahankan hidup (survival) berkaitan dengan munculnya kodisi kritis. Yang dapat dipertanyakan disini : Apa yang menyebabkan kondisi kritis tersebut muncul ? atau dengan perkataan lain, “aspek” apa yang akan kita hadapi dalam kondis survival ?. dalam kenyataannya hal-hal yang akan kita hadapi bergantung pada spesifikasi kondiso tersebut, misalnya tersesat di gurun pasir, hutan yang lebat dan basah atau di kutub atau muncul aspek-aspek yang berbeda. Namun di pihak lain, dapat ditentukan adanya kesamaan-kesamaan tertentu pada aspek yang akan muncul dalam setiap kondisi survival.

Secara umum, aspek-aspek itu dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan :

  1. Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian/sendiri, bingung, tertekan, kebosanan, dll
  2. Fisiologis : sakit, lapar, haus, lelah,dll
  3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, vegetasi, fauna,dll.
Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Aspek-aspek lingkungan dan fisioligis dapat mempengaruhi aspek psikologis. Aspek psikologis dan fisiologis akan muncul dari dalam diri kita sendiri sedang aspek lingkungan merupakan efek interaksi kita dengan lingkungan sekitar kita.

Modal Dasar Dalam Menghadapi Survival
Dalam beberapa kasus survival ada beberapa kesamaan yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mengatasi kondisi survival. Tentu saja selain pertolongan Tuhan atau nasib baik, ada tiga hal yang dapat di gunakan untuk mengatasi survival, yaitu:

  1. Semangat untuk mempertahankan hidup. Sering kali malahan ada orang awam ke alam terbuka mengalami bahaya pada kondisi yang parah, tetapi kerena keinginan untuk hidup, seolah-olah dia mendapatkan kekuatan yang berlebihan untuk mengatasi keadaan tsb. Jadi keyakinan yang kuat untuk mempertahankan hidup ini merupakan modal dasar yang penting dan dapat mempengaruhi modal dasar yang lain.
  2. Kesiapan diri. Artinya disini adalah orang yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengantisipasi bahaya-bahaya survival. Misalnya : navigasi darat, P3K. tali Temoli, biologi praktis, Ilmu survival, iklim,medan, dan penaksiran, dll.
  3. Alat pendukung. Jumlah dan jenis peralatan yang dipunyai juga dapat mempengaruhi keberhasilan dalam survival. Survival tanpa peralatan apa-apa dengan survival yangdimiliki peralatan tentunya berbeda. Pada kasus survival maka nilai kegunaan sebuah pisau, atau kapak akan jauh lebih berharga bila dibandingkan kartu kredit, atau emas sekalipun. Jadi peralatan yang dipunyai pada saat akan mempengaruhi keberhasilan dan cara survival.
Tindakan Dalam Menghadapi Kondisi Survival
Usaha apa saja yang perlu kita lakukan agar keluar dari kondisi survival , dalam menguasia keadaan, dapat ditemukan dari kata kunci survival itu sendiri.
Setiap huruf dari kata “Survival” merupakan singkatan dari langkah-langkah yangharus kita ingat bila kita dihdapkan pada kodisi survival :

S : Size up the sitution (Sadarilah kondisi survival ini)

  • Bagaimana kesehatan teman-teman maupun diri sendiri.
  • Apakah ada yang cedera?
  • Berapa banyak persedian bahan makanan yang tersisa ?
  • Dalam lingkungan seperti apakah kita berada ?
U : Undue Haste Makes Waste (Usahakan untuk tetap tenang dan tabah)
Tindakan yang terburu-buru cenderung menghasilkan kesia-siaan. Berfikir dan bertindak dengan bijaksana. Setiap langkah yangkita putuskan harus dipikirkan dengan mendalam

R : Remember Where you are (kenali lingkungan Sekitar)
Pengenalan akan lingkungan/daerah sekitar memberikan rasa kenal yang berpengaruh terhadap rasa aman. Apapun yangkita putuskan untuk diam ataupun mencari bantuan. Pengenalan medan merupakan hal yang esensial.

V : Vanquih fear and panic (kuasai Rasa Panik)
Kusailah rasa takut dan panik. Merasa takut adalah normal dan perlu. Takut merupakan reaksi tubuh yang normal danberfungsi menyiapka tubuh dalam menghadapi kondisi. Perlu, dengan ini memberikan tambahan energi pada tubuh bilamana diperlukan. Namun rasa takut harus dikusai dan dikontrol. Bila tidak terkuasai mak rasa takut akan meningkat menjadi rasa panik. Panik akan mengkibatkan orang bertindak terburu-buru dan membuang energi. Panik juga dapat diakibatkan oleh rasa sepi, yang selanjutnya mengakibatkan putus asa.

I : Improvice
- Salah satu cara mengatasi rasa takut adalah dengan mengisi waktu yang ada dengan kegiatan-kegiatan yang ditujukan pada usaha mengatasi kondisi survival.
- Menerima kondisi yang adalah dan berdasarkan hal itu, merencanakan, mengusahakan kebutuhan-kebutuhan dasar dengan berimprovisasi.
- Ubahlah cara pandang terhadap apa yang ada. Inilah hal yang terpenting dalam berimprovisasi. Sebuah balok tidaklah sekedar sebuah balok, tetapi dapat menjadi bahan dasar bivak, api, pakaian, dsb.

V : Value living ( Hargailah hidup!)
- Merupakan hal yang penting dalam kondisi survival. Bagaimana sikap kita terhadap hidup akan mempengaruhi kemampuan untuk dapat bertahan
- Orang dapat bertahan/berimprovisasi, dan dengan itu keluar dari kondisi survival karena mereka menghargai hidup atau tidak berputus asa.

A : Act like the natives
Belajar dari penduduk setempat. Mereka lebih mengetahui dan menguasai medan. Jika bertemu dengan penduduk asli, bersikaplah ramah.

L : Learn basic skills
Balajar dan latihan teknik-teknik dasar. Jaminan yang terbaik adalah menguasai dan memahami teknik-teknik dan prosedur survival, sehingga merasuk dan dapat dikerjakan secara otomatis. Berlatih dan tambah/tingkatkan pengetahuan tentang survival

Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu
istilah “STOP” yang artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan

Dari kata-kat kunci di atas dapat disimpulkan bahwa survival lebih merupakan sikap mental dari pada penguasaan pengetahuan. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa pengetahuan harus diabaikan.


Kebutuhan yang Harus Dipenuhi
Untuk menambah tenaga dan mempertahankan kondisi tubuh, serta usaha untuk terlepas dari kondis survival, ada lima kebutuhan yang harus diusahakan, yaitu :

1. Perlindungan Terhadap Ancaman.
Perlindungan tidak hanya berupa bangunan yang akan didirikan, tetapi termasuk juga perlindungan terhadap sakit atau cidera. Jadi kegiatan yang diusahakan adalah :

  • Perlindungan terhadap cuaca (panas, dingin, hujan, angin) dan faktor-faktor medan (gunung, lembah, rawa, tebing, sungai, dsb.)
  • Perlindungan terhadap ganguan binatang.
  • Perlindungan terhadap makanan/minuman yang membahayakan atau beracun.
  • Perlidungan yang berasal dari dalam tubuh kitasendiri.
  • Perlindungan terhadap penyakit/cidera ataupun semakin memburuknya penyakit/cedera tersebut (jika sudah kena).
Hal yang perlu diperhatikan adalah perlindungan terhadap cuaca dingin, karena hal ini yang paling sering mengakibatkan kematian bagi para pendaki. Udara yang dingin, hujan, angin, dapat mrmpengaruhi penurunan suhu tubuh kita. Bila penurunan suhu tubuh sampai lebih dari 30 C, maka dapat mengakibatkan kematian. Hal ini dapat terjadi tanpa disadari , disebabkan oleh proses respirasi, konduksi, konveksi, evaporasi, ataupun radiasi
Contoh Kasus :
Bila pakaian ita basah maka lama-kelamaan akan menjadi kering. Hal ini karena adanya permindahan panas dari tubuh kita kepakaian dengan cara konduksi.
Contoh lain adalah bila cuaca di sekitar kita dingin, lama-kelamaan seolah-olah kita terbiasa dengan suhu udara tersebut. Hal ini karena disekitar kita ada satu lapis udara yang dipanaskan oleh panas tubuh kita secara radiasi bila tiba-tiba angin bertiup kita akan merasakan udara yang dingin. karena udara yang telah kita panaskan bergeser dari sekitar tubuh kita dan jauhkan oleh udara bersuhu dingin. Dengan demikian tiap kali angin betiup kita akan merasakan dingin. Seandainya pada suatu kegiatan turun hujan dan pakaian kita basah, kemudian angin bertiup kencang, maka akan terjadi penurunan suhu tubuh dengan cepat kerena panas tubuh akan berpidah kepakaian secara konduksi dan adanya aliran udara menyebabkan peristiwa konveksi
Tanda-tanda terjadinya penurunan suhu tubuh pada seseorang adalah :
menggigil, kulit pucat dan dingin, terutama ujung-ujung jari, telinga, dan hidung. Kita akan dapatkan orang tersebut dengan posisi mendekatkan seluruh anggota tubuhnya keperut/dadanya. Bila keadaan ini berlangsung terus, maka orangtersebut akan pingsan dan kemudian meninggal. Cara mengatasi ancaman terhadap cuaca dingin ini termasuk salah satu dari teknik survival.
Pada dasarnya untuk mengatasi cuaca dingin adalah dengan memberikan perlindungan pada tubuh, baik dari dalam maupun dari luar.
Bentuk-bentuk pelindungan yang dapat diusahakan adalah :
Bivac

Tujuan membuat bivak adalah sebagai tempat perlindungan yang nyaman untuk melindungi diri faktor-faktor alam dan lingkungan yang ekstrim, yaitu : panas, dingin, basah, angin, binatang buas, dsb. Adapun syarat yang harus diperhatikan dalam membuat bivak adalah :
- kondisi medan (punggungan, lembah, basah, kering, terbuka, tertutup)
- fasiltas alam yang menunjang disekitar kita (pohon, daun-daunan, gua, lubang) dan bahan yang kita bawa (ponco, jas hujan, plastik, dsb)
yang harus diingat dalam membuat bivac
- bivak jangan sampai bocor
- pilih lokasi yang baik
- jangan terlalu merusak alam sekitar,
Pakaian
Untuk menahan agar panas badan kita jangan terlalu banyak keluar, sebaiknya kita melindungi tubuh dengan pakaian tahan air dan tahan dingin.

2. Makanan
Salah satu penunjang bagi perlindungan tubuh yang berasal dari dalam adalah makanan yang dibutuhkan untuk menambah kalori, memberikan tenaga pada otot,dan menganti sel-sel atau jaringan yang rusak. Sumber makanan dapat kita peroleh dari tumbuhan dan binatang di daerah sekitar kita.


a. Makanan dari Hewan

Makanan yang bersumber dari hewan terutama yang dibutuhkan adanya kandungan lemak dan proteinnya. Golongan-golongan hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan adalah :

• Jangkrik
• Tempayak putih (gendon)
• Cacing
• Jenis burung
• Laron
• Lebah , larva, madu
• Siput
• Kadal : bagian belakang dan ekor
• Katak hijau
• Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya
• Binatang besar lainnya
Yang menjadi masalah cara menangkapnya. Jangan sampai usaha untuk mendapatkannya menjadi terlalu melelahkan dan kemungkinam membuat kita putus asa.


b. Makanan dari Tumbuhan

Patokan memilih makanan :
  • Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
  • Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
  • Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo
  • Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan
  • Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam Hubungan air dan makanan
  • Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
  • Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
  • Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak
Tumbuhan yang dapat dimakan
Dari batangnya :
• Batang pohon pisang (putihnya)
• Bambu yang masih muda (rebung)
• Pakis dalamnya berwarna putih
• Sagu dalamnya berwarna putih
• Tebu
Dari daunnya :
• Selada air
• Rasamala (yang masih muda)
• Daun mlinjo
• Singkong
Akar dan umbinya :
• Ubi jalar, talas, singkong
Buahnya :
• Arbei, asam jawa, juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
• Jamur merang, jamur kayu
Ciri-ciri jamur beracun :
• Mempunyai warna mencolok
• Baunya tidak sedap
• Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
• Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
• Bila diraba mudah hancur
• Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
• Tumbuh dari kotoran hewan
• Mengeluarkan getah putih

3. Api

Selain dapat menghangatkan tubuh, yanglebih penting adalah meningkatkan semangat psikologis. Seseorang yang dalam kondisis survival pertama kali akan memilih membuat api sebelum mengerjakan hal-hal yang lain. Fungsi api lainnya adalah ;

- penerangan

- memasak makanan/minuman
- membuat tanda atau kode
api kecil lebih hemat bahan bakar dan lebih mudah mengontrolnya. Tiga elemen yangharus diperhatikan dalam membuat api dapat digambarkan sebgai suatu segi tiga saling berhubungan.
Jika tidak mempunyai bahan yang mudah terbakar, harus kita siapkan bahanbakar disekitar kita , yaitu :
- potongan-potongan kecil kayu kering
- serbuk penyala
Panas yang menyebabkan timbulnya api dapat diperoleh dari korek api, lensapembesar, batu penyala, dll.

4. Air
Air merupakan prioritas dalam survival. Jika kita kekurangan air dapat mengakibatkan dehidrasi (tubuh kekurangan cairan). Dehidrasi ini terjadi karena adanya proses penguapan dari tubuh, dan dehidrasi yang berlebihan dapat menimbulkan kematian. Dari data statistic diperoleh : bila seseorang tidak mendapatkan air samasekali dalam waktu tiga hari maka dia akan terancam kematian. Cara mengatasi ialah kita harus minum cukup (sekitar 2 liter/hari). Bila kemudian persedian air habis, makakita harus mampu mencarinya.
hal yangperlu diperhatikan adalah jika air menjadi suatu masalah yang kritis jangan memakan sesuatu pun. Sebab air tidak hanya dipakai untuk melancarkan makanan melalui usus, tetapi juga melunakkan dan mancairkan makanan. Proses kimiawi antara makanan dan usus sendiri membutuhkan air.
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari tanpa
makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 - 5 hari saja tanpa air.
Air yang tidak perlu dimurnikan :
  1. Hujan, Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan
  2. Dari tanaman rambat/rotan, Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat, langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut
  3. Dari tanaman, Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut,
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
  1. Air sungai besar
  2. Air sungai tergenang
  3. Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)
  4. Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan
  5. Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan
5. Peralatan Pendukung dan Usaha Bekomunikasi dengan Pihak Luar
Pendukung kemampuan untuk tetap survive dalam kondisi survival. Betapa pentingnya peralatan yang sudah kita miliki sudah dijelaskan diatas, selain itu kita memerlukan dan mengusahakan peralatan lain yang mungkin dapat berguna dalam survival. Misalnya saja tali-tali yang terbuat dari akar pohon, pasak-pasak kecil dari kayu, dlsb.
a. Alat Bantu kemampuan survival
Senjata tajam merupakan alat Bantu yang utama. Dengan alat ini kita dapat membuat bivak, mencari kayu, membuat jerat, mencari air, dll. Alat pembuat api juga sangat membantu kita untuk bertahan.
b. Alat Bantu memberikan tanda
Yang membantu untuk memberikantanda kepada orag lain. Perlunya kita memberikan tanda ke orang lain (komunikasi darurat) dan mencari tanda-tanda keberadaan orag lain juga akan mempengaruhi keberhasilan kita dalam survival. Kalau dalam meliter ada pelajaran yang khusus mempelajari mencari jejak, membuat jejak tiruan, serta menghilangkan jejak agar tidak diketahui musuh, dsb. Beberapa prinsipnya dapat kita terapkan seperti membuat jejak pada tanah yang lembab dan basah, jalan setapak yang tanahnya tidak berumput atau sedikit serasahnya, dll. (akan dijelaskan dan dibahas di sub bab komunikasi). Dengan adanya tandatanda yang kitabuat, kemungkinan besar posisi kita akan dapat diketahui. Dan hal ini juga salah satu sarana kita untuk terlepas dari kondisi survival, dan kembali ke rumah . alat tersebut haruslah mampu menarik perhatian dan sukar ditiru oleh hewan/alam. Kunci keberhasialm kita untuk memberikan tanda-
tanda atau kode adalah membuat kontras dengan hal-hal sekitarnya
Hal ini menjadi tanda-tanda yang dapat dipakai untuk keadaan darurat misalnya :
- suara : peluit, teriakan, dll
- cahaya dan api
- kain atau bendera
- asap
(pelajari lebih mendetail pada Komunikasi Lapangan)
Pengambil Keputusan
Satu hal yang juga ikut menentukan lamanya kita mengami survival adalah tindakan yang akan kita lakukan.
Apakah kita dapat menetap (survival statis)
Atau bergerak mencari jalan keluar (survival dinamis)
Masing-masing mempunyai keuntungan sendiri. Jika kita ingin keluar, tentunya kita membutuhkan alat Bantu peta dan kompas, atau setidak-tidaknya pemahaman tentang daerah tersebut dan kemampuan kita bernavigasi dengan tanda-tanda alam. Keberhasilan dalam pengambilan keputusan dalam survival sangan tergantung pada pengalaman dan latar balakang orang yang mengalami survival.

TEKNIK BERBIVAC ALAM
1. Teknik Menganyam Atap Bivac


2. Bentuk-bentuk Bivac Alam


TEKNIK MENDAPATKAN AIR
1. Berdasarkan Penguapan

2. Dari Tumbuh-tumbuhan



3. Penyaringan Air




Teknik Membuat Perangkap

1 komentar:

  1. Mantapp,...
    Ilmu ini sangat berguna sekali buat para pecinta gunung rimba, khususnya di indonesia,..
    Tetap eksis ya LEMBUTI..

    BalasHapus