Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Semeru memiliki tipe ekosistem sub-montana, montana dan sub-alphin dengan pohon-pohon yang besar dan berusia ratusan tahun. Beberapa jenis tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru antara lain jamuju (Dacrycarpus imbricatus), cemara gunung (Casuarina sp.), eidelweis (Anaphalis javanica), berbagai jenis anggrek dan jenis rumput langka (Styphelia pungieus).
Terdapat sekitar 137 jenis burung, 22 jenis mamalia dan 4 jenis reptilia di taman nasional ini. Satwa langka dan dilindungi yang terdapat di taman nasional ini antara lain luwak (Pardofelis marmorata), rusa (Cervus timorensis ), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak ), ayam hutan merah (Gallus gallus), macan tutul (Panthera pardus ), ajag (Cuon alpinus ); dan berbagai jenis burung seperti alap-alap burung (Accipiter virgatus ), rangkong (Buceros rhinoceros silvestris), elang ular bido (Spilornis cheela bido), srigunting hitam (Dicrurus macrocercus), elang bondol (Haliastur indus), dan belibis yang hidup di Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo.
RUTE PENDAKIAN
Untuk menuju Gunung yang tertinggi di Pulau Jawa itu, paling mudah dicapai adalah dari arah Malang dengan naik angkot jurusan Tumpang, kemudian berganti angkutan dengan Truk sayur atau Jeep ongkosnya Rp. 30.000 per orang(th 2008) menuju desa Ranupane (2.200 m) dengan melewati desa Gubug Klakah dan Ngadas. Desa Ranupane adalah desa terakhir dan tempat pemeriksaan serta pos perijinan untuk melapor bagi para pendaki untuk naik dan untuk memperoleh surat ijin, dengan perincian, biaya surat ijin Rp.6.000 Karcis masuk taman Rp.2.000,- per orang, Asuransi per orang Rp.2.000,- dan juga terdapat pondok pendaki untuk bermalam dan beristirahat. Selain terdapat Ranu (danau) Pane, disebelahnya tendapat ranu lagi yang namanya Ranu Regulo.
Perjalanan ke Puncak Semeru dimulai dari desa Ranupane menuju Ranu Kumbolo pagi hari pukul 7.00 melalui jalan setapak, jaraknya 13 Km, tidak terlalu terjal dengan memakan waktu sekitan 3-4 jam perjalanan. Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Disini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru.
Di Ranu Kumbolo ada Pondok Pendaki (shelter) untuk istirahat dan memasak. Daerah ini airnya melimpah dan berada pada ketinggian 2.400 m dari permukaan laut. Ranu Kumbolo memiliki pemandangan yang sangat indah terlebih pada pagi hari bila kita dapat melihat matahari terbit dari celah-celah bukit. Terdapat juga ‘tanjakan cinta’ konon jika pendaki dapat berjalan mendaki tanjakan ini tanpa henti maka konon kabarnya cintanya akan selalu abadi.
Dari Ranu Kumbolo perjalanan dilanjutkan menuju Kalimati (2.700 m) melalui hutan cemara dimana kadang kita jumpai burung dan kijang. Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel. Penjalanan ini ditempuh 3 jam jaraknya 10 Km. Di Kalimati kita dapat mendirikan tenda, dan apabila kita membutuhkan air dapat menuju Sumbermani, kearah barat menelusuni
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh perjalanan 30 jam pulang pergi. Tetapi dianjurkan kebutuhan air telah dipersiapkan di Ranu Kumbolo.
Hari berikutnya kita langsung menuju Arcopodo.Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati.Pendaki agar sedikit waspada karena biasanya kita akan berjalan pagi-pagi buta sehingga rawan tersesat di persimpangan setelah padang rumput kalimati. Arcopodo berjarak 2 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Pendaki akan melewati tanjakan yang sangat terjal dan cukup menguras stamina, di apit jurang di kanan- kiri jalan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Naik satu langkah, turun setengah langkah, ada baiknya anda membawa tongkat jika diperlukan. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo. Jika dari Kalimati sebaiknya pendaki berangkat pk. 00.00.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Jadi perlu di waspadai angin yang kembali dari kawah, biasanya pk 09.00 pendaki di sarankan untuk segera turun. Karena asap beracun dari kawah tertiup angin ke arah para pendaki pada jam-jam itu. Konon Soe Hok Gie meninggal di sana.
ASAP BERACUN
Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 – 10 derajad Celsius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajad Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember – Januari sering ada badai. Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat.
Terdapat sekitar 137 jenis burung, 22 jenis mamalia dan 4 jenis reptilia di taman nasional ini. Satwa langka dan dilindungi yang terdapat di taman nasional ini antara lain luwak (Pardofelis marmorata), rusa (Cervus timorensis ), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak ), ayam hutan merah (Gallus gallus), macan tutul (Panthera pardus ), ajag (Cuon alpinus ); dan berbagai jenis burung seperti alap-alap burung (Accipiter virgatus ), rangkong (Buceros rhinoceros silvestris), elang ular bido (Spilornis cheela bido), srigunting hitam (Dicrurus macrocercus), elang bondol (Haliastur indus), dan belibis yang hidup di Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo.
RUTE PENDAKIAN
Untuk menuju Gunung yang tertinggi di Pulau Jawa itu, paling mudah dicapai adalah dari arah Malang dengan naik angkot jurusan Tumpang, kemudian berganti angkutan dengan Truk sayur atau Jeep ongkosnya Rp. 30.000 per orang(th 2008) menuju desa Ranupane (2.200 m) dengan melewati desa Gubug Klakah dan Ngadas. Desa Ranupane adalah desa terakhir dan tempat pemeriksaan serta pos perijinan untuk melapor bagi para pendaki untuk naik dan untuk memperoleh surat ijin, dengan perincian, biaya surat ijin Rp.6.000 Karcis masuk taman Rp.2.000,- per orang, Asuransi per orang Rp.2.000,- dan juga terdapat pondok pendaki untuk bermalam dan beristirahat. Selain terdapat Ranu (danau) Pane, disebelahnya tendapat ranu lagi yang namanya Ranu Regulo.
Perjalanan ke Puncak Semeru dimulai dari desa Ranupane menuju Ranu Kumbolo pagi hari pukul 7.00 melalui jalan setapak, jaraknya 13 Km, tidak terlalu terjal dengan memakan waktu sekitan 3-4 jam perjalanan. Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Disini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru.
Di Ranu Kumbolo ada Pondok Pendaki (shelter) untuk istirahat dan memasak. Daerah ini airnya melimpah dan berada pada ketinggian 2.400 m dari permukaan laut. Ranu Kumbolo memiliki pemandangan yang sangat indah terlebih pada pagi hari bila kita dapat melihat matahari terbit dari celah-celah bukit. Terdapat juga ‘tanjakan cinta’ konon jika pendaki dapat berjalan mendaki tanjakan ini tanpa henti maka konon kabarnya cintanya akan selalu abadi.
Dari Ranu Kumbolo perjalanan dilanjutkan menuju Kalimati (2.700 m) melalui hutan cemara dimana kadang kita jumpai burung dan kijang. Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel. Penjalanan ini ditempuh 3 jam jaraknya 10 Km. Di Kalimati kita dapat mendirikan tenda, dan apabila kita membutuhkan air dapat menuju Sumbermani, kearah barat menelusuni
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh perjalanan 30 jam pulang pergi. Tetapi dianjurkan kebutuhan air telah dipersiapkan di Ranu Kumbolo.
Hari berikutnya kita langsung menuju Arcopodo.Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati.Pendaki agar sedikit waspada karena biasanya kita akan berjalan pagi-pagi buta sehingga rawan tersesat di persimpangan setelah padang rumput kalimati. Arcopodo berjarak 2 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Pendaki akan melewati tanjakan yang sangat terjal dan cukup menguras stamina, di apit jurang di kanan- kiri jalan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Naik satu langkah, turun setengah langkah, ada baiknya anda membawa tongkat jika diperlukan. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo. Jika dari Kalimati sebaiknya pendaki berangkat pk. 00.00.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Jadi perlu di waspadai angin yang kembali dari kawah, biasanya pk 09.00 pendaki di sarankan untuk segera turun. Karena asap beracun dari kawah tertiup angin ke arah para pendaki pada jam-jam itu. Konon Soe Hok Gie meninggal di sana.
ASAP BERACUN
Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 – 10 derajad Celsius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajad Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember – Januari sering ada badai. Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar