Sejak saat itu hari-hari ku penuh dengan petualangan dan pencarian jati diri. Apa yang kucari selama ini? Saat itu yang ada dibenakku adalah bagaimana aku bisa lepas dari hiruk-pikuk di kampus, lepas dari masalah dirumah ataupun masalah dengan teman-teman dekatku. Aku ingin bebas menikmati ketenangan dan kedamaian jauh diatas sana, sembunyi di balik pohon-pohon, semak belukar dan hitamnya malam yang bisa membuatku terlena.
Hadir disana rasa takut, gelisah dari semua pendakian yang kulakukan. Berbagai macam pengalaman pernah kulalui. Yang ku-lalui seorang diri maupun bersama teman-temanku. Senyum simpul terkuak di wajahku saat ku mengingat semua pendakian yang pernah dijalani. Ada tawa, canda dan bahagia disana. Ada pula tangis, kecewa dan pasrah saat harus menghadapi musibah yang dijalani.
Ya, Allah betapa aku orang yang sangat beruntung dan juga orang yang paling bodoh saat itu. Kenapa aku tidak menyadari betapa Engkau Maha Pengasih dan Penyayang. Aku selalu dapat mengatasi rintangan-rintangan selama perjalananku. Betapa beruntungnya diriku. Tapi mengapa saat itu aku tidak menyadari akan Kemurahan Sang Pencipta, betapa aku ini begitu bodoh, hanya nafsu yang ada dalam diri ini. Nafsu untuk menaklukan sang alam. Ya, Allah semoga kau mengampuni ke khilafanku saat itu.
Seiring dengan waktu alam banyak memberiku hal-hal yang sangat positif, yang sedikit banyak membentuk watak dan sifatku. Alhamdulillah, setidaknya aku bisa mengambil hikmah dari sepenggal perjalanan ini. Sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupanku.
Semoga sikap serta sifat ku akan semakin santun dan bijak dalam menjalani kehidupan ini. Semoga apa yang telah sang alam ajarkan pada diri ini menjadi bekal untuk melakukan sepenggal perjalanan yang lain yang menanti ku di masa depan. Amin.
cerita menarik...
BalasHapus